Selasa, 11 November 2014

KULTUR VARIAN SPESIES JATI

Hutan Jati merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia Indonesia khususnya di Pulau Jawa dimana kayu jati telah dianggap sebagai sejatining kayu (kayu yang sebenarnya). Dilihat dari kualitas kayunya yang kuat dan awet, sejak jaman dulu kayu jati terbukti memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan manusia dengan dipakainya sebagai alat produksi pertanian, alat rumah tanggaserta armada angkutan baik darat maupun laut. Jati dan jenis lain merupakan produk andalan Perhutani. Perkembangan teknologi telah memungkinkan jenis-jenis yang sebelumnya tidak memiliki nilai atau belum diketahui nilainya, kini menjadi bernilai dan memungkinkan memiliki mutu yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal ini ditandai dengan pembudidayaan tanaman kehutanan yang telah berkembang dengan pesat yang didasari pada penguasaan teknologi.


Untuk mengantisipasi tuntutan ini, pengembangan Puslitbang Perhutani diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk-produk andalan Perum Perhutani melalui pengembangan tenologi yang telah diketahui sebelumnya atau ditemui dalam proses kegiatannya. Dibangun sebagai Pusat Penelitian dan Pengambangan Jati pada tanggal 5 Februari 1998. Awal berdirinya dipusatkan untuk penelitian dan pengembangan jati. Pada Oktober 2005 berubah menjadi Pusat Penelitian dan rekomendasi dan kritik yang membangun bagi atasan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada perusahaan guna mencapai pengelolaan hutan berkelanjutam. Penelitian dan Pengembangan meliputi 4 aspek, yaitu: Sumber Daya Hutan, Lingkungan, Sosial, Ekonomi, Bioteknologi, dan Produksi, industri pemasaran dan manajemen.


Dari hasil pengembangan hasil penelitian pemuliaan pohon dan silvikultur adalah Tanaman Jati Prospektif. Dibangun berdasarkan evaluasi hasil penelitian silvikultur sebelumnya (gebrus, jarak tanam, dosis pupuk), dengan bibit bergenetik unggul hasil pemuliaan pohon, tanpa meninggalkan aspek sosial ekonomi masyarakat. Dari materi yang digunakan family terbaik uji keturunan jati dan uji. Pada tahun 2004 dilakukan di KPH (Purwakarta, Indramayu, Kendal, Randublatung, Cepu, Ngawi dan Saradan) seluas 600 ha. Sarana lainnya yang melegkapi Pusat Penelitian dan Pengembangan Jati adalah Arboretum yang memilki koleksi pohon jati dan pengelompokkannya didasarkan atas pertimbangan taksonomi, maupun fungsi. Jati di Jawa ternyata memiliki diversitas jenis yang cukup banyak, yang belum dikenal secara luas baik oleh orang kehutanan sendiri, apalagi olah awam. Dalam rangka melengkapi aktivitas pada Pusat Jati (Teak Center). Jenis-jenis Jati ini dicoba untuk dikumpulkan di dalam suatu arboretum. Hingga saat ini telah terkumoul sebanyak 32 jenis, yang terdiri atas: 3 spesies Jati (genus Tectona), 13 varietas lokal, dan sisanya merupakan Jati yang berasal dari berbagai asal tempat tumbuh.

Tidak ada komentar: