Selasa, 11 November 2014

KONDISI PERUMAHAN DI DESA KALIBALIK

Penduduk atau manusia, kegiatan kehidupan, dan perangkat yang dibutuhkan dalam kehidupan, merupakan perangkat dasar terbentuknya suatu lingkungan kehidupan. Ketiganya akan saling kait mengkait dan saling ketergantung satu sama lain. Perkembangan dan pertumbuhan satu akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan yang lainnya.

Suatu desa dapat dikatakan ideal apabila kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi selengkapnya. Pada hakekatnya elemen lingkungan yang dibutuhkan di dalam kehidupan dapat dijabarkan menjadi lima unsur komponen pokok, yaitu: 
  1. Kebutuhan perumahan yang layak. 
  2. Karya, yaitu suatu lapangan kegiatan kerja dimana masyarakat desa mencari nafkah. 
  3. Marga, yaitu lingkungan perumahan yang harus mudah dicapai dengan jaringan jalan dan jembatan yang berfungsi menghubungkan satu desa dengan desa lainnya.
  4. Suka, yaitu komponen kegiatan untuk memenuhi kebutuhan penduduk desa akan hiburan, bersantai beristirahat.
  5. Penyempurna, yaitu komponen kegiatan yang penting untuk memenuhi kebutuhan lahir dan bathin. 
kelima unsur pokok ini akan merupakan kerangka dasar didalam pembentukan lingkungan desa. Oleh karena itu, unsur kelima komponen kegiatan hidup tersebut merupakan kerangka dasar dari terbentuknya suatu lingkungan desa yang lengkap dan menyeluruh. Lingkungan pemukiman desa mempunyai ciri-ciri : 
  1. Fisik lingkungan mencerminkan pola kehidupan dan budaya masyarakat setempat.
  2. Jalan masuk lingkungan tidak ada pemisah antara lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.
  3. Ada identitas tertentu.
Perumahan di desa dibangun menurut kondisi alam desa tersebut. Bentuk perumahan di desa mempunyai kaitan dengan aspek budaya rakyat. Perumahan desa pada umumnya kurang memenuhi persyaratan dalam konstruksinya, karena pembangunan yang tergesa-gesa, diburu oleh kebutuhan yang sangat mendesak.

Masyarakat desa adalah masyarakat agraris yang hidup sebagai petani, sehingga umumnya mereka bekerja di sawah ladang dari pagi sampai sore hari. Hanya di waktu menunggu padi siap panen atau palawija berbuah, mereka dapat mempergunakan waktu tersebut untuk mencapai pekerjaan tambahan lain. Dan itupun kadang-kadang digunakan untuk berdagang di kota-kota, menjadi buruh dan sebagainya. mereka kembali ke kampung dengan tenaga terpecah-pecah, sehingga tidak mempunyai kesempatan memikirkan dan memperbaiki kondisi rumah mereka, walaupun rakyat desa bisa bergotong-royong pada saat mendirikan rumah, tetapi bidang kemampuan teknik mereka dapat dikatakan rendah. Dalam membangun rumah mereka mementingkan kecepatan waktu sehingga ada kesan asal jadi, tidak mencerminkan suatu rumah dengan konstruksi yang kuat.

Apabila rumah-rumah mereka miring atau condong akibat angin atau hujan, masyarakat desa hanya cukup menyangga dengan bambu atau mengikat diantara tiang yang satu dengan yang lainnya. Bila tidak ada paku maka tali dari bambu akan mereka gunakan sebagai penggantinya. Bila tidak ada genteng untuk mengganti atap yang bocor, mereka menggunakan atap rumbia atau daun kelapa. Rakyat di desa pada umumnya menginginkan rumah-rumah mereka dibangun atau dipugar menurut kondisi dan ukuran kebutuhan mereka masing-masing sesuai dengan lahan yang dimiliki. Mereka menginginkan rumah yang sederhana, kokoh, kuat dan menggunakan bahan yang berada di sekeliling mereka. Mereka menginginkan rumah yang sehat, tahan lama, tidak merubah bentuk ciri khas daerahnya. Ukuran rumah didesa-desa lebih mementingkan luas, mempunyai banyak kamar. Mereka mendirikan rumah dua atau tiga bubungan termasuk untuk dapur tersendiri. Selain untuk bangunan rumah, diperlukan perlengkapan lainnya yang membentuk satu bubungan walau ukurannya berbeda-beda, seperti lubung padi, tempat menyimpan kayu bakar, tempat menumbuk padi, kandang ternak dan sebagainnya. Sebuah desa akan menimbulkan image yang baik apabila perumahan rakyatnya teratur rapih, bersih dan sehat Ciri dari bangunan perumahannya adalah :

  1. Tidak otoritas yang jelas.
  2. Tidak mengutamakan interior dan eksterior. 
  3. Tersedianya kamar mandi atau WC dan tempat cuci umum.
  4. Tidak memperhitungkan ukuran rumah (luas pakarangan).
  5. Pekarangan yang dimiliki ditumbuhi-oleh tanaman yang dapat bermanfaat bagi penghuni.
  6. Mencerminkan rasa kebersamaan.
Desa Kalibalik memliki kondisi perumahan yang bervariasi baik secara fisik dengan bentuk rumah tradisional maupun rumah modern. Hal ini mendapat pengaruh yang besar oleh perkembangan pembangunan di sekitar jalur Pantura. Pembangunan perumahan yang sebelumnya rumah tradisional menajadi rumah dengan bentuk dan konstruksi modern terus berlangsung di Desa Kalibalik. 

Tidak ada komentar: